Funk de Java adalah sebuah kelompok musik beraliran soft rock, yang mengusung lagu-lagu berbahasa Jawa dalam irama musik rock. Dalam penampilan mereka tidak menunjukkan identitas kedaerahan sama sekali dengan alasan agar bisa diterima oleh semua kalangan dan tak terbatas pada kalangan atau kelompok orang Jawa dan hanya orang yang mengerti bahasa Jawa.
Mendengarkan FunkDeJava adalah mendengarkan komposisi musik dan lagu berbahasa Jawa tanpa harus terjebak dalam irama musik/genre tradisional Jawa. Dikemas dalam album perdana bertajuk From Java To The World yang dirilis pada November 2007, keseluruhan lirik kelompok musik asal Malang, Jawa Timur ini memang ditulis dalam bahasa Jawa dengan iringan musik yang penuh dengan hentakan drum bertenaga ditingkahi suara gitar nan distortif nyaris di seluruh track layaknya rock album pada umumnya. Bukan sesuatu yang bisa dibilang pertama memang. Group musik thrashmetal Rotor dalam debut mereka Behind the 8th Ball (1992) mengusung satu lagu berbahasa Jawa berjudul Gatholoco. Demikian juga kelompok deathmetal Tengkorak membawakan Gaweyan Reget dalam album mereka Konsentrasi Massa (1999).
Menawarkan sesuatu yang berbeda di tengah hiruk pikuknya persaingan di blantika musik Indonesia dengan meluncurikan album musik berbahasa Jawa yang dirilis lewat jalur indie bagaimanapun adalah langkah berani yang patut diacungi jempol. Hal ini karena keputusan tersebut tak pelak adalah tawaran take it or leave it bagi penikmat musik. Keputusan untuk membawakan lagu berbahasa Jawa memang bukan main-main dan disadar penuh oleh FunkDeJava. Group yang digawangi oleh Tika (Vocal), Wulan (Drums), Juken (Guitar), dan Tommy (Bass) ini berkeyakinan bahwa lirik berbahasa Jawa akan mampu diterima di dalam khasanah musik nasional maupun internasional sebagaimana musik yang menggunakan lirik Mandarin, Latin, maupun Western. Bisa jadi mereka benar, tapi patut pula diingat bahwa musik berlirik Mandarin ataupun Latin sedikit banyak diterima karena juga menyodorkan warna musik yang khas dengan lokalitasnya,dan tidak semata-mata mengandalkan liriknya yang lokal.
Uniknya kendati semua ditulis dalam bahasa Jawa, tidak semua lagu berjudul dalam bahasa Jawa. Simaklah lagu-lagu yang berbeat kencang seperti Poem For Today, Headline, dan Overdrive yang justeru ditulis dalam bahasa Inggris. Sementara lagu yang bertempo pelan dan mendayu merdu diberi judul dalam bahasa Indonesia: Cintadinampuluhan. Tercatat tiga lagu yang berjudul dalam bahasa Jawa: Rembulan nDadari, Kasmaran serta Laksono.
Secara musikalitas, group musik ini memiliki skill yang cukup apik dalam meramu musik, sehingga dari track ke track tidak terkesan monoton. Ada warna punkrock di nomor-nomor awal. Riff guitar dan pukulan drum yang jazzy nikmat terdengar pada lagu Laksono yang berirama mellow. Sementara itu pada lagu terakhir Look Your World, permainan guitar yang jernih dengan effect wah-wah pedal ditingkahi dentuman bass terasa menarik membawa kepada suasana riang mengiringi lagu yang berisi pesan moral.
Kalaupun ada hal yang perlu menjadi catatan bagi group ini adalah pada performance vokal Tika yang masih harus digeber lagi terutama dalam penghayatan dan penjiwaannya atas lirik, sehingga jiwa dan pesan dari lagu- lagu yang hendak disampaikan dalam bahasa Jawa bisa lebih tercurah. Bagaimanapun pelantun yang mengetahui betul bahasa Jawa semestinya lebih mudah dalam menghayati lirik yang dinyanyikannya sehingga emosi yang keluar dari penghayatannya atas lagu akan dapat ditangkap audiens. Jika hal itu dapat dicapai, tentunya akan menjadi kekuatan dan keunikan tersendiri bagi musik FunkDeJava dalam lagu-lagunya, sekaligus membenarkan pendapat bahwa musik apapun tetap dapat dinikmati secara universal tanpa orang harus mengerti makna setiap lirik yang dilantun.